22 August 2012

Akan Selalu Ada Pertarungan

Satu bulan ramadhan merupakan peperangan terbesar dalam sejarah kehidupan manusia, aku menyebutnya Pertarungan. Bagaimana tidak, musuh yang paling kuat di dunia ini hanyalah diri kita sendiri. Mereka ada di dalam diri kita. Mereka adalah kemalasan, penundaan, tidak percaya pada diri sendiri, takut terlihat lemah, pura-pura tidak ada masalah, menyangkal, motivasi yang rendah, penghargaan terhadap diri yang rendah, butuh untuk dicintai, butuh untuk dihargai, merasa bertanggung jawab pada segala hal, kelemahan, ketidaktegasan, mementingkan diri sendiri, menghindari masalah, mengeluh, dan sebagainya.
Satu bulan ramadhan menjadi standarisasi sebuah pertarungan dalam hidup kita, termasuk pertarungan secara fisik. "Jadikanlah Dirimu Oleh Diri Sendiri" adalah bentuk pendidikan untuk diri sendiri, belajar untuk mengendalikan diri sendiri. Dalam beladiri Tarung Derajat ada sebuah prinsip dalam latihan yaitu "Aku berlatih Tarung Derajat adalah untuk menaklukkan diri sendiri, tetapi tidak untuk ditaklukkan orang lain.". 
Beberapa waktu mendatang akan dimulai sebuah Pertarungan dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Para Petarung dikumpulkan dalam satu waktu untuk mencari Petarung yang bisa diandalkan pada sebuah Pertarungan dengan tingkat yang lebih tinggi lagi. Persiapan apa lagi yang lebih besar selain 'mengalahkan diri sendiri'?
Setidaknya itulah awalan yang semestinya dimiliki, melatih diri dan melunakkan nurani, selanjutnya ditindaklanjuti dengan latihan fisik. Pertarungan mendatang adalah pertarungan yang sangat menguras kekuatan fisik, pertarungan yang sangat berpeluang terjadinya pertumpahan darah (seperti yang biasa terjadi). 
Otak, otot, dan nurani adalah kombinasi maut yang harus selalu di-upgrade agar seorang Petarung memiliki daya gempur maksimal dalam kehidupannya, apalagi saat bertarung. Seperti kataku, dalam pertarungan hanya ada dua hal: membantai atau dibantai. Meski begitu, persaudaraan tetap menjadi nafas pertarungan. Tidak akan ada dendam. Silaturahminya melalui pertarungan. Tidak heran, jika kekeluargaan antar Petarung menjalar hingga ke seluruh pelosok nusantara.
Pertarungan yang sesungguhnya adalah hidup kita sendiri. Seberapa kuat kita bisa survive menghadapi segala cobaan dan ujian dalam hidup. Selama tubuh masih bernafas dan jiwa masih bisa merasa, maka akan selalu ada Pertarungan.

0 Comment:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...