Titik Balik
Dua Ribu Enam Belas
Dua ribu enam belas. Tahun yang boleh dikata sangat berbeda. Selain dari hitungan yang berjalan, dinamikanya sangat membingungkan. Antara jawab dan tanya adalah sama. Tanya adalah jawabnya, jawaban adalah tanya.
Dua ribu enam belas. Ya! Coba ku ingat-ingat lagi apa yang mulanya terjadi hingga saat aku menulis ini dengan perasaan yang sedang tersayat-sayat. Perih, sakit, tegar, dan jiwa yang sekarat.
Air Mata yang Kembali
Entah telah berapa lama air mataku tak pernah mengalir. Hati yang membatu, kelembutan yang membeku.
Kenangan Yang Berserakan
Peristiwa sepanjang hari ini membawa kembali pada ingatan di tahun 2008.
Tahun 2008. Tahun yang melahirkan tulisan-tulisan dan tata bicara yang rapi, formal, berkarakter, dan muda
Betapa beberapa rentetan kejadian dalam hidup saya telah menimpa sebagian kejadian lainnya.
Bahkan, parahnya, saya kehilangan sensasi pernah mengalami beberapa kejadian. Ada bagian memori yang tertekan, begitu sulit dimunculkan
Dear @hilalnuha. Saya merindukan kalian semua, secuil derai air mata barangkali belum mampu menuntaskan endapnya kerinduan.
Harus Percaya Siapa?
What upset me the most was not the words from my enemies , but the silence from my friends.Ungkapan tersebut benar adanya. Apalagi ketika tak ada lagi tempat untuk menyimpan sedikit rasa percaya . Bahkan yang kita kira yang paling bisa dipercaya adalah dia yang paling membuatmu tak berdaya. Ya. Hidup ini penuh drama.