27 February 2010

Tikaman yang beralasan

Kalian semua bisa tertawa, menikmati dunia. Selama ini aku membeku untuk siapa? bukan mata pisau yang ku takut mencucuk perut kalian, tapi kematian yang bersisa kesedihan. Aku mengerang kesakitan kala amarah membabi buta ku pendam di ruang yang lusuh, tak ada sesiapa, hanya udara usang yang ku hirup setiap hari. Aku masih terheran,mengapa aku kalian tinggalkan. dengan alasan yang aku tak tahu. Lalu energi apa lagi yang harus kucari untuk membakar tungku kesetiaanku pada kalian selama ini?aku heran, kalian pergi tanpa pesan. Aku memang tak punya apa-apa, atau mungkin aku tidak kalian harapkan. Lancang sekali nurani kalian beranjak dariku. Kalian memang luar biasa, di bawah lelampu dan dinding-dinding musik kalian berdansa. Lalu bercita ingin majukan bangsa? Aku memang tak bisa luar biasa, tapi aku cukup bisa membuat kalian bisu dan menganga. Jika suatu saat perut-perut buncit kalian kutorehkan ujung belati yang mengkilap tepat saat kalian menikmati yang namanya dansa. Saat banyak mata yang ayu juga menawan melihat kalian bersimbah merah. Saat genggaman pundak sang biduan terlepas karena kau terhempas. Aku adalah pesakitan dari hawa pengkhianatan. Tapi aku hanya akan menahan, rasa ingin berontak dan meledak. Aku akan bertahan teman karena aku Sang Petarung Jalanan !
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...