14 June 2012

Bahagia Bukan Pilihan

Jika seharusnya masa muda itu digunakan untuk hal-hal terbaik dalam hidup. Bekerja, melakukan hobi, berkumpul dan tertawa atau semua aktivitas yang membuat kita bisa menatap masa depan; kondisi yang membuat kita optimis untuk hidup.
Tapi bisa dibayangkan, jika hanya ada dinding dihadapan, atau sekedar pagar rumah yang menjadi pembatas. Kau hanya hidup diantaranya. Melangkah keluarnya pun tak pernah bisa membuat optimis membekas, hanya kesenangan yang kemudian lenyap ditelan suasana ketika kembali menatap dinding-dinding dan melangkah ke pagar rumah yang bisu.

Seharusnya kau berada jauh disana, berbagi tawa diantara perkotaan yang riuh atau diantara kumpulan orang dengan asap kopi panas dan asap rokok yang gaduh.
Kini kau hanya sendiri, lagi-lagi ditemani dinding dan langit rumah yang lusuh, tidak terawat. Ingin sebenarnya merawat rumah tua itu, tapi berdiri pada kaki sendiri pun kau tak sanggup.
Seharusnya di masa mudamu, ada tawa dan bahagia. Seharusnya di masa mudamu, kau disanjung atas apa yang kau lakukan. Seharusnya di masa mudamu, kau bisa mengukurkan tangan ke banyak orang.
Tapi di masa mudamu, kau hanya sendiri dikelilingi dinding rumah tua yang lesu dipaksa untuk mencari bahagia.


0 Comment:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...