
Waru ! empat huruf yang sekarang melambangkan aku sebagai sebutanku dalam hidupku. Waru memang bukan nama asliku. Panggilan ini pertama kali dilontarkan oleh Kang Rimba dan Teh Non (Dara Mentari Dradjat), pelatihku di Satlat Tarung Derajat tempatku berlatih. Sebelumnya memang sudah ku tahu kalau Waru adalah sebuah pohon yang aku simpulkan sebagai perlambang kekuatan dan kemanfaatan maka panggilan pertama kali itu aku tuliskan dan ku simpan sebagai sebuah penghargaan. Sebagian dari teman juga sering berujar, 'Waru' kini adalah sosok yang kuat dan tegar, apalagi setelah perjalanan mendekam dalam dimensi ruang yang kaku, dingin, dan berantakan.